Jumat, 29 April 2011

Gulf of Mexico Horizon Blow Out

Ini adalah rangkuman mengenai tugas ALP, hanya dua plug yang keren analisanya, Plug K sama Plug L, ga tau mereka beneran nganalisa atau copy paste dari internet, secara pas ane bikin nih tugas ada plug yang comot dari internet, bahas inggris, trs asal di edit pake google translator..malu2in sumpah -__-

Oke, disini adalah hasil karya dari plug K sama L yang sory, menurut ane alay abis, terlihat dari penampakan mereka di foto antar plug. Mereka itu calon engineer, bukan boyband.

Untuk pertama kali nya, raksasa perminyakan British Petroleum (BP) mengalami kerugian besar sejak tahun 1992. Sejarah buruk pengeboran lepas pantai pun kembali tercatat sejak meledaknya anjungan Deepwater Horizon di Teluk Meksiko, beberapa km dari Lousiana, Amerika Serikat, 20 April 2010 lalu yang menewaskan 11 pekerja dan menyebabkan tumpahan minyak secara besar-besaran. Kerugian ekonomi dan kerusakan ekosistem di Teluk Meksiko pun menambah parah dampak bencana ini.

Hingga saat ini, satu tahun setelah tragedi yang menewaskan 11 orang itu, bangkai hewan-hewan laut yang diselimuti minyak masih sering ditemukan di pantai-pantai yang tercemar. Dan kini 120.000 orang menanti kompensasi akibat tragedi itu.
Tragedi ini disebabkan karena meledaknya anjungan Deepwater Horizon di Teluk Meksiko, kemudian tenggelam, sehingga menyebabkan tumpahnya minyak ke Teluk hingga 5 juta barrel per harinya. Sekitar 48,000 orang masih bekerja untuk memperbaiki lingkungan yang tercemari minyak.
Usaha penutupan kebocoran sumur sudah dilakukan oleh BP, diantaranya pembangunan katup semen dengan menerjunkan kapal selam robot ke titik kebocoran, melakukan pengeboran miring (relief well) untuk mencapai titik kebocoran kemudian menutupnya secara permanen, dll. Dan akhirnya, setelah empat bulan pengeboran relief well, pemboran miring BP berhasil menutup kebocoran. Langkah penutupan ini disesuaikan dengan teori mud engineer, yang mana mula-mula dibuat sumur alternatif untuk mencapai titik kebocoran, kemudian dipompakan lumpur berdensitas berat (lebih berat dari minyak yang menyembur) untuk menekan balik arus semburan lalu menutup kebocoran secara permanen dengan memompakan semen ke dalam sumur. Di sisi lain, usaha untuk membersihkan tumpahan minyak di teluk meksiko diantaranya: penyedotan minyak oleh kapal tanker, pengalihan minyak ke laut yang jauh dari pemukiman penduduk kemudian membakarnya, dll. Pemerintah Amerika Serikat menyatakan (BBC.com, 17 september 2010) bahwa tiga perempat total tumpahan minyak telah berhasil dibersihkan, dan seperempat nya lagi secepatnya akan selesai
Pemerintah menuntut tanggung jawab BP dan instansi-instansi terkait atas peristiwa ini. Akibat bencana itu BP mengalami kerugian US$40,9 miliar atau sekitar Rp 384 triliun. Perusahaan ini juga menyediakan US$20 miliar atau hampir Rp172 triliun untuk membayar ganti rugi kepada masyarakat, pemerintah AS dan untuk perbaikan lingkungan yang tercemari minyak.

Kronologi Bencana

1. Sumur telah mencapai kedalaman 13.293 ft di bawah dasar laut. Rangkaian terakhir casing produksi telah dimasukkan dari well head ke dasar formasi dan disemen pada tanggal 19 April 2010.

2. Hanya 51 barel semen yang digunakan dalam proses penyemenan ini. Hal tersebut berati ada masalah dalam penyemenan antara production casing 7 inch dengan 9 7/8-inch protection casing (Gambar 2).
3. Terjadi loss circulation. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas reservoir yang baik, tekanan rendah atau keduanya, dan dapat mengakibatkan lubang sumur membesar serta menyebabkan sulit untuk membuat cement seal yang baik antara casing dan formasi. Hal tersebut juga tidak bisa untuk memastikan efektivitas cement seal tanpa menjalankan cement bond-log, dan hal tersebut tidak dilakukan.

4. semen yang mengandung aditif nitrogen dimasukkan untuk membuat semen lebih ringan sehingga akan lebih mudah mengalir dan menutup daerah antara casing dan zona lost circulation-washout. Ini juga mungkin telah berkurang efektivitasnya penyegelan. Gas dari reservoir mungkin telah diencerkan viskositas semen.

5. Sambil menunggu sekitar 20 jam untuk semen mengering pada tanggal 20 April, para kru mulai menggantikan fluida pemboran (lumpur) di dalam sumur dan riser dengan air laut sebelum mengatur cement plug dan bergerak dari lokasi. Lumpur ini dipompa ke dalam tangki di permukaan, dan kemudian untuk platform pasokan kapal rig berikutnya (kapten yang memberikan bukti sebelum sidang MMS minggu terakhir).

6. Air laut jauh lebih ringan dari lumpur pemboran jadi ada gaya tekan ke bawah yang kurang di dalam lubang sumur untuk menyeimbangkan aliran gas dari reservoir. Supervisor pengeboran tahu bahwa ada gas di cairan pengeboran karena flare. Dapat dilihat di Gambar 3.

7. Chart parameter pengeboran selama dua jam terakhir sebelum ledakan menunjukkan bahwa riser dan pada kedalaman di atas 3.000 kaki dari lubang sumur itu sepenuhnya telah tergantikan oleh air laut pada pukul 20:00 tanggal 20 April, dan kru mulai mensirkulasikan fluida pengeboran 10 menit kemudian(20:10), volume mud pit mulai meningkat karena masuknya gas (Gambar 4).Volume meningkat begitu banyak, dari grafik terlihat terjadi empat kali poeningkatan volume. Ketika kru berhenti memompakan fluida pemboran pada 21:08, volume mud pit menurun dan hal ini menurunkan kekhawatiran terhadap masuknya gas.

8. Pada pukul 21:30, mereka menghentikan proses pemompaan fluida pemboran dan sirkulasi, tetapi volume lubang terus meningkat (Gambar 5). Tekanan stand pipe meningkat dan menurun dua kali 21:30-21:42 (tekanan stand pipe umumnya menunjukkan bottom hole pressure). Proses ini bersamaan dengan peningkatan volume yang stabil di mud pit, menunjukkan bahwa lonjakan gas memasuki fluida pengeboran dari kolom gas di bawah wellhead, dan di luar casing produksi 7-inci. Gas mungkin telah masuk pada saat proses penyemenan di dekat bagian bawah sumur yang tidak sempurna dan, sekarang, gas telah mencapai seal dan pack off untuk memisahkan dari riser di dasar laut

9. Pada 21:47, tingkat tekanan stand pipe dan volume mud pit mulai melonjak tinggi, dan aliran air terukur di permukaan. Dan dimulailah blow out.Antara 21:47 dan 21:49 gas di luar casing produksi 7-inci masuk ke dalam casing dan menembus seal well head dan pack-off yang memisahkan lubang sumur dari riser. Seketika, Gas mendorong air ke luar dari riser sampai ke crown block. Kemudian, gas terbakar dan meledak.

CARA PENANGGULANGAN
Prosedur Top Kill
Tujuan Utama dari proses top kill ini adalah memompakan lumpur pekat (heavy mud) ke dalam sumur sehingga dapat mengurangi tekanan dan kemudian aliran dari sumur diharapkan akan berkurang. Sekali kill mud telah berada didalam sumur dan sumur padam, maka kemudian akan diikuti oleh pemberian semen untuk menutup kebocoran.
Dalam rangka penerapan prosedur top kill ini, diperlukan peralatan dengan kemampuan pompa (killing rate) yang setinggi mungkin, yang mana hal ini tidak menyangkut dengan flow rate minyak dari dalam sumur, peralatan pompa ini untuk memaksa lumpur mengalir masuk kedalam sumur. Metode ini akan dikombinasikan dengan penggunaan fluida pengeboran yang pekat (heavy drill fluid) yang dirancang untuk menghentikan aliran sumur pada akhirnya. Hal ini belum pernah dilakukan sebelumnya untuk kedalaman laut seperti ini. Hal ini akan sangat rumit – dan melibatkan beberapa prosedur yang rumit berjalan bersamaan.

Penampakan anak anak minyak alay yang merasa diri mereka boyband

Tambah merasa diri mereka rocker

Itu dua plug yang dapet kesempatan mejeng di blog gw, buat plug lainnya, sorry yee, bukan berarti analisa kalian jelek dan ga mutu, tapi emg ada yg ga mutu gara2 ngasal masukin di google translator, sakit ati aku kalian kayak ga niat ngerjain tugas :p

tetep semangat yaa..jangan alay2 kalo jadi orang, belajar buat responsi! :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar