Senin, 17 September 2012

Jogja Istimewa :')

Hari itu terlihat beda, tak ada rangkaian doa dari mereka, yang terlihat sama menjelang subuh gw udah beranjak untuk ke terminal, menuju Jogja. Disana ke rumah salah seorang saudara untuk diantarkan ke salah satu kampus swasta di jalan lingkar utara kota Yogyakarta.

Hal sama di bulan bulan itu, berusaha mendapatkan tempat kuliah untuk melanjutkan studiku selepas lulus SMA. Setelah gw di vonis gagal masuk Fakultas Kedokteran Universitas Jember, semua terlihat abu abu, ga tau mesti melanjutkan studi dimana, dan ga tau bakal jadi apa gw nantinya. Apa harus nanti di SPMB gw milih FKIP sesuai keinginan bonyok? Apa gw milih kuliah farmasi di salah satu universitas swasta di solo? Apa menggantungkan diri buat jadi PNS dengan kuliah di STAN? Sangat abu abu.

Tapi semesta berkehendak lain, gw dinyatakan diterima di salah satu universitas "luar negeri" di kota Yogyakarta, di jurusan yang "luar biasa" juga. Kenapa "Luar biasa"? Karena memang tidak pernah bermimpi untuk memiliki masa depan seperti ini, jangankan gw, orang tua gw ga pernah tau kalo jurusan itu ada. Ya, "Teknik Perminyakan".

Di tulisan ini gw ga mau bahas tentang jurusan itu, tapi gw mau bahas keindahan kota yang akhirnya 5 tahun kuhabiskan masa remajaku disana. Yogyakarta :)

mengutip lagu dari Kla Project yang berjudul "Yogyakarta".

Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgi saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama suasana Jogja

Di persimpangan, langkahku terhenti
Ramai kaki lima menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila
Musisi jalanan mulai beraksi seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri, di tengah deru kotamu

(Walau kini kau t’lah tiada tak kembali) Oh…
(Namun kotamu hadirkan senyummu abadi)
(Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi)
(Bila hati mulai sepi tanpa terobati) Oh… Tak terobati

Musisi jalanan mulai beraksi, oh…
Merintih sendiri, di tengah deru, hey…

Walau kini kau t’lah tiada tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi
(untuk s’lalu pulang lagi)
Bila hati mulai sepi tanpa terobati, oh…

(Walau kini kau t’lah tiada tak kembali)
Tak kembali…
(Namun kotamu hadirkan senyummu abadi)
Namun kotamu hadirkan senyummu yang, yang abadi
(Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi)
Izinkanlah untuk s’lalu, selalu pulang lagi
(Bila hati mulai sepi tanpa terobati)
Bila hati mulai sepi tanpa terobati

Walau kini engkau telah tiada (tak kembali) tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu (abadi)
Senyummu abadi, abadi…



Walau kini kau t’lah tiada tak kembali, Namun kotamu hadirkan senyummu abadi


Walau kau telah tiada tak kembali, namun kotamu hadirkan senyum abadi. Begitu dalamnya Kla Project melukiskan keindahan Jogja.

masih teringat minggu pertama di Jogja, ketika masih harus kumpul tiap malam bareng temen2, jauh dari orang tua walau jaraknya hanya 78 KM, dibotak, dan nangis kangen orang tua. hahahaha..

Sebagai mahasiswa baru, budaya mencoba hal hal yang aneh pun juga dilakukan, tak luput, menyambangi tempat legendaris di kota Yogyakarta juga pernah gw jabanin.


Iya, gw sempetin ke Sarkem alias Pasar Kembang, cuma buat tau apa isi tempat legendaris itu, kejadian lucu pernah gw alamin, gw masuk ditahan sama keamanannya, gw sempet mikir, kenapa gw ditahan? perasaan gw sama temen gw udah begaya preman betul dengan rokok di tangan, ternyata disuruh bayar uang keamanan seribu perak hahahaha -___-

Yogyakarta, kota sejuta kenangan buat gw.

Mulai dari kos yang ga jelas di daerah Jalan Wahid hasyim, kamar yang bocor, kamar yang lembab. Belum lagi ketika ngontrak bareng temen2 minyak di Jalan Kendalisodo, si fahmi yang selalu ketemu dengan penghuni ghaibnya, riki yang suaranya ga nguatin, mas andrew yang selalu mencari cinta, dan tipen sang agen tiket pesawat hahaha..
begitu penuh cerita.
Penghuni Kendalisodo 3

Mungkin orang yang paling berjasa di Jogja adalah mas Nono, seorang penjual angkringan di pinggiran jalan wahid hasyim, dekat Outlet Biru, namun entah dimana dia sekarang, lahan nya bekerja sudah digusur karena dibangun tempat makan yang lebih wow. Dengan menunya yang begitu murah meriah, nasi oseng dengna sambel, sate usus, kepala ayam, tempe goreng yang dibakar, krupuk rambak dan es teh manis. Ohh Tuhan aku sungguh merindukannya :(

Udah hampir 2 tahun saya ga ketemu mas nono, ga tau masih hidup ga tuh orang, tapi dy lah orang yang paling berjasa memberi makan sehingga saya kayak sekarang :p

Yogyakarta, kota yang merupakan kawah candradimuka buat gw.

Disini gw banyak belajar untuk menghargai hidup, "agak" jauh dari orang tua, dapat keluarga baru di IATMI, di WildCat, dan di grant. Belajar berorganisasi, belajar bersosialisasi, bahkan juga cari makan disana. Bahkan di grant, gw jd belajar untuk bertahan hidup, dan dibimbing untuk menjadi seseorang yang bertanggung jawab.
Team Grant Angkatan 2011


Sosok Pak Dedy Kristanto, pembimbing gw, ga bakal gw lupain seumur hidup gw, mungkin tanpa beliau gw ga bakal bisa kayak sekarang, ga bakal bisa seganteng ini. HAHAHAHAHAHA (hening).

Jadi teringat dulu terakhir gw resmi ninggalin jogja, malam sebelum gw diwisuda, gw sempet nulis Geht nicht, gibt nicht!

Gw sempet mrinding, berat buat ninggalin Jogja, dan hari ini gw merindukan semuanya. :')

Geht Nicht, Gibt Nicht!! TIDAK BISA ITU TIDAK ADA

Gw rindu semua yang ada di Jogja, angkringan mas nono, kopi jos, stasiun lempuyangan, angkringan mbah yadi, angkringan wijilan, kolam renang UNY, Warung Sederhana yg bisa makan sampai mampus, Pantai Nguyahan, Mbebeng, Mentok Slenget, dan semua kenangan yang ada di kota itu :')






Entah kapan, gw pasti bakal balik ke kota itu untuk tinggal disana, entah kapan :)

Jogjakarta, memang Istimewa, my 2nd Home :)