-Everything has a small begining-Gue suka kata-kata itu, ketika gue membaca tulisan ini, gue cuma mikir kalau memang semua hal yang ada di alam semesta ini dimulai oleh suatu hal, sekecil apapun itu. Mau itu yang berkenaan dengan hati, rasa, benda, apapun itu pasti dimulai oleh hal kecil.
Bahkan di agama gue, Al-Qur'an surat Al-Mukminun diterangkan dengan gamblang tentang proses penciptaan manusia dari hal terkecil yang bernama Nutfah.
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah.Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh(rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulangbelulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka mahasuci Allah Pencipta Yang Paling Baik. Kemudian sesudah itu,sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalianakan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat. (QS Al- Mu‟minun: 12-16)Dulu gue penganut faham "Coincidence Theory", menurut gue semua itu hanya kebetulan aja, gue yang kebetulan keliatan bego dan nakal sedemikian rupa sehingga gue dibuang ke Kelas B pas jaman kelas 4 SD, gue yang kebetulan bisa ngerjain ujian caturwulan jadi peringkat 1 di kelas 5, nilai bagus try out jaman SD trs dibalikin ke kelas A, kebetulan bisa masuk SMP N 1, kebetulan bisa ketemu kamu (ga penting), kebetulan bisa ditolak sama kamu (ga penting), kebetulan ketemu kamu yang lain (agak penting), kebetulan bisa cocok dan menikah. Semua gue interpretasikan sebagai suatu kebetulan, bagai semua seolah olah ada konspirasi dari yang Diatas untuk ngebuat alam sekitar gue memaksa gue secara kebetulan buat ngelakuin semua hal itu, either yang penting atau yang ga penting.
Gue tau itu salah, tapi gue sendiri juga kaga ngarti kudu gimana ngenilai semua itu selama gue masih menjadi salah satu pelaku diantara berbagai pihak keterbetulan tersebut.
Seolah olah gue mengamini apa yang Simon van Booy (gue percaya lo kaga ada yang kenal sama nih orang, me either muehuehuehuehehe)
“Coincidences mean you're on the right path.”Gue ngrasa jadi orang paling beruntung sekaligus apes seluruh dunia, di satu sisi gue slalu mikir, kebetulan ini pasti ngebikin gue jadi something, disisi lain gue juga mikir kalo kebetulan ini bakal ngebikin gue jadi dendeng yang siap dicampur sambel ijo di warung padang dan dimakan rame rame.
Goes to the main topic, gue lair bukan dari orang yang super power atau berada, gue cm manusia biasa sama seperti kamu, iya kamu :)))
Gue mulai ngrasa gue kudu memposisikan diri sebagai gue sendiri bukan lingkungan sekitar yang mencoba mengkondisikan gue. Nah bingung sendiri kan lo? Gue aja bingung ini gimana nyernanya. wekekekek
Intinya gini, sejak gue ngrasa gagal dalam hidup, which means that i feel like God put me on the worst point of my life, walau sebenere ga gitu juga sih, tapi itu yang gue rasa. Gue mulai mikir kalau semua hal yang terjadi ke gue itu bukan karena kebetulan, tapi karena gue sudah memilih apa yang kudu gue jabanin beberapa menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun ke tahun yang akan datang.
Kita ibaratkan terbentuknya minyak bumi sehingga dia bisa terproduksikan ke permukaan. Mulai dari awalnya source rock yang menjadi kitchen dari pemasakan minyak bumi yang terjadi bukan karena kebetulan, karena faktor waktu, suhu, dan tekanan. Adanya patahan di dalam bumi karena adanya efek faulting karena bumi bergeser sesuai hierarkinya. Adanya reservoir rock, cap rock, yang semuanya lagi lagi terbentuk bukan karena kebetulan semata. Minyak yang bermigrasi ke reservoir rock karena adanya jalur patahan tersebut, sampai ke slippage, sehingga manusia pertama kali menemukan minyak, karena mereka memilih untuk mencoba mengebor nya. Bukan kebetulan semata mereka bisa mendapatkan berbarel barel minyal, mereka memilih, memutuskan untuk keluar jutaan dolar untuk tau isi dari bumi tersebut.
Semua yang terjadi di muka bumi ini bukan karena kebetulan karena seyogyanya semua ada yang namanya process. The quintessence of Life.
Ingatlah ketika kita berjalan, kita pasti memulainya dengan langkah pertama. Ingatlah ketika kita berbicara, kita pasti memulainya dengan tangisan pertama. Ingatlah ketika kita bercinta, kita pasti memulainya dengan tatapan pertama. dan ingatlah ketika kita meninggal suatu hari nanti, kita sudah memulainya dengan kelahiran kita dulu.
Semuanya dimulai dari sesuatu hal, meski itu hal yang sangat kecil.
Gue kadang mengeluh, kenapa gue begini, kenapa gue begitu, kenapa sekarang gue seperti ini, kenapa gue ga gini aja dulu, kenapa yah kok gue cuma bisa segini, ga bisa segitu, semuanya hanya berisi kenapa dan seandainya, itulah yang hanya membuat gue meratap dan ngrasa kalau gue useless padahal gue bisa ngasih sesuatu lebih.
Thomas Alva Edison ga akan bikin lampu yang kita nikmati sekarang tanpa ribuan lampu yang dia gagalkan, Wright bersaudara tak akan membuat kita bisa terbang tanpa berpuluh puluh model pesawat yang mereka berdua coba untuk terbangkan. Karena ini gue mikir kalau memang hidup itu membutuhkan sesuatu hal kecil untuk mencapai hal besar.
Ini adalah tulisan pertama gue sejak setahun terakhir, gue sempet mikir kenapa gue nulis itu cuma kebetulan aja gue bosan dan gue ga ngarti lagi kudu ngapain buat ngabisin waktu gue buat nyampah, itu yang ngebuat gue males lagi buat nulis akhir akhir ini, semuanya terhenti di bait bahkan baris kedua.
Sedikit flashback, gue mulai nulis juga karena hal kecil, iseng doang, karena itu jadi banyak yang baca tulisan gue dan ngebikin mereka terinspirasi masuk ke dunia Oil and Gas. Gue sempet minder, gue masih nothing, ngapain nulis kalao gue itu bukan sapa sapa, entahlah, tapi itu pikrian kotor yang nari nari geje di otak gue dan ngejadiin gue males buat nulis.
Gue bukan socrates atau plato yang pinter bikin tulisan indah bahkan mendekati sempurna membuat cerita panjang lebar sehingga seseorang yang ngebaca bakal terkesima dan bisa membayangkan apa yang socrates dan plato imajinasikan saat itu, tapi karena dulu awalnya gue sudah milih buat nulis, gue ga bakal berenti buat terus berkarya dan mencoba mensumbangkan apa yang gue bisa buat negeri (asli sampah banget nih paragraf isinya -___-)
“We do not create our destiny; we participate in its unfolding. Synchronicity works as a catalyst toward the working out of that destiny.”Kita sendirilah yang akan mengatur apa yang akan terjadi di diri kita, bukan siapa siapa, buka hanya sekedar kebetulan. Mulai dari menciptakan hal kecil untuk meraih sesuatu hal yang besar nantinya.
Omnium Rerum Principa Parva Sunt, Everything has a small begining :)