Jumat, 20 Februari 2015

Reborn

After 6 years blogging using .blogspot.com, finally this shitty blog punya domain sendiri :D

"www.maikhsani.com"

Agak memalukan memang, tapi itu realitanya kalo gue baru sanggup beli domain sendiri -.-

Banyak yang bilang, once gue ubah domain nya, track gue bakal turun, that's why gue tetep naruh nama gue sebagai basis id web blog ini, cuma nge usir blogpsot nya aja, dan kesannya keliatan blog ini berbayar wkwkwk

anyhow, dengan gue mencoba merubah domain ini, gue berharap bisa lebih serius dalam ngurusin nih blog, karena eman juga kalo disia siain duit segitu hahahaha *masih pelit aja ini guee*

i hope you still could enjoy my post here :)

So here we go with my reborn blogsite :)

Rabu, 04 Februari 2015

The Happiness Seeker

Men, lo pernah nonton The Pursuit of Happiness?

Ini adalah sebuah film biografi buatan tahun 2006 yang menceritakan kisah hidup Chris Gardner, sorang tuna wisma penjual x-ray yang sungguh berjuang melawan nasib, akhirnya salesman penjual x-ray ini yang berhasil menjadi pialang saham yang kaya raya. Film ini disutradarai oleh Gabriele Muccino. Skenarionya ditulis oleh Steve Conrad berdasarkan memoir berjudul sama yang ditulis oleh Gardner bersama Quincy Troupe. Film ini dirilis tanggal 15 Desember 2007 oleh Columbia Pictures.


Happiness, if we see it through the wikipedia, it means that a mental or emotional state of well-being characterized by positive or pleasant emotions ranging from contentment to intense joy.

Kata yang menurut gue luar biasa sporadis menggambarkan seseorang berhasil atau tidak dalam menjalani hidupnya, menikmati detik demi detik nafasnya, dan mensyukuri apa yang ada di sekitarnya saat itu.

Dalam kisah Chris Gardner, menurut dia Happiness adalah sesuatu yang membuat dia bisa membahagiakan anak laki lakinya dengan tinggal di rumah yang mewah, punya uang, dan menjadi kaya raya. Gue ga ngerti bener atau kaga, tapi itulah opini gue.

Ada sesuatu gejala yang menarik di Indonesia, ada salah seorang walikota yang salah satu visi nya adalah mensejahterakan warganya dengan misi meningkatkan index of happiness warganya. Cara dia menaikkan index of happiness tidak melulu dengan bagi bagi uang, sembako atau cara sampah yang hanya menunjukkan bangsa kita adalah bangsa peminta. Dia mencoba meningkatkan index tersebut dengan menambah bioskop gratis di pinggir jalan, menambah lapangan futsal, dan menghias kotanya sehingga warganya bahagia hidup di kampungnya, walau mungkin warganya itu bingung kudu makan sama apa nantinya karena ga punya duit, yang penting warganya bahagia dulu, baru mikir makan.

Gue ga tau, siapa yang bener disini, apakah Chris Gardner dengan kekayaannya? Atau tuh walikota dengan index yang dia anggap meningkat. Index yang sebenarnya menurut gue semu, sangat objective dan kualitatif, tidak bisa dikuantitaskan seperti kekayaan Chris Gardner. Tapi toh itu berhasil membuat senyum yang sama dengan indahnya senyum Chris.

Happiness menurut gue?
Gue bahagia kalo tiap tanggal 28, bukan cuma gue mungkin, tapi milyaran umat manusia pasti akan bahagia kalo gajian, walo gajiannya cuma mampir bentar karena kudu bayar cicilan, setidaknya setiap tanggal tersebut, ada secercah cahaya untuk nutupin hutang dan cicilan, bahagia, walao sejenak -___-

You only have one life so live it right, do what your heart tells you and go for that one thing in the world that will make you trully happy

Chris Gardner, Bob Sadino, bahkan gue ga pernah menyangka kalau gue suatu saat bakal bisa bahagia, walau endingnya memang bisa bahagia, tapi ketika mereka ada di titik terburuk dalam hidup mereka, mereka yakin kalau mereka bisa hidup bahagia. Karena keyakinan itulah yang membuat mereka masih terus bernafas walo banyak lumpur atau banjir yang nyerang mereka.

Gue sekolah di SMA yang cukup mentereng di kampung gue, gue bersaing dengan mereka mereka yang bahkan sarapan aja masih ngapalin rumus, demi bisa masuk kampus jurusan favorit mereka, dan akhirnya mereka pun bisa mengalahkan gue saat itu. Gue kalah, dan gue masuk di kasta kedua dibanding teman teman gue SMA.

Lo tau ga men, Happiness is made from something which is called grateful, but you know men, grateful is the hardest thing to do in this world.

Lo kira gue gampang liat temen temen gue di facebook posting foto lagi pake jas praktikum di fakultas kedokteran? Lo kira gampang liat temen gue posting pake jas almamater univ negerinya yang keren abis? Lo kira gampang liat gue ga kurus kurus? Semua itu ga gampang men.

Saat itu cuma satu yang gue percaya, every great dreams begins with a dreamer, that's why gue puter haluan kapal ga peduliin semua yang ada di depan gue, gue cuma bermimpi buat bisa ubah nasib gue, gue pengen berupaya ubah garis kebahagiaan gue.

Gue sadar, hakikatnya manusia memang diciptakan mempunyai sifat iri dan dengki, penyakit hati yang utama manusia. Tapi men, itu semua nunjukin lo sendiri yang ngerusak diri lo sendiri, bukan orang lain.

Orang orang di kampung bakal mikir gue adalah orang paling bahagia saat ini, penghasilan diatas rata rata, sering jalan jalan, bla bla bla bla dan itu membuat mereka ada yang muak ngeliat gue, dan sebaliknya mungkin ada yg mendoakan gue.

A trully happiness seeker, yes that's me, gue belum sebahagia apa yang orang orang di kampung gue kira ke gue, tapi setidaknya menit demi menit gue akan selalu mencoba mensyukuri apa yang udah gue dapet sampe detik ini.


Bersyukurlah atas apa yang lo dapet saat ini, jangan pernah lo sekali kali mengutuk apa yang terjadi pada diri lo sekarang karena lo sendiri ga akan pernah tau bakal jadi apa semenit lo kedepan, sejam lo kedepan, seminggu, setahun, bahkan sepuluh tahun kedepan.

Bermimpilah men, mimpi itu murah, dan bermimpi juga bagian dari bahagia, setidaknya dengan bermimpi dan mendoakan agar mimpi lo terkabul, satu part kecil dari kebahagiaan bakal lo dapetin. Lo ga perlu peduliin perkataan orang yang membuat lo sedih, dan kehilangan bahagia lo, karena sesungguhnya cuma lo sendiri yang berhak mengatur diri lo sendiri.

Takut mimpi tak tercapai? Tuhan tidak akan pernah meninggalkan umatnya men, apalagi untuk umatnya yang berjuang dan selalu berupaya mencari kebahagiaan.

Semoga kita selalu bahagia, hey you, the happiness seeker :)


Arresting Decline of My Life

betewe udah ga kerasa aja ini masuk tahun keenam gue ngeblog, bagaikan iman dan taqwa, blog gue mengalami pasang surut yang lebih banyak surutnya, terutama di 3 tahun terakhir ini. Udah dua kali gue posting merasa bersalah karena gue udah jarang nge blog, padahal tanpa sadar, banyak manfaat yang bisa diraih dari gue nulis disini, walo tentu banyak juga haters yang merongrong keberadaan gue di dunia per blog an ini (sok eksis dikit).

Kalo dihitung dengan seksama, cukup besar decline yang terjadi dalam performa gue nulis. Decline Curve Analysis adalah metode yang sudah umum digunakan di industri perminyakan, terutama oleh para reservoir dan production engineer dalam menentukan forecast atau prediksi dari behaviour sumur dan lapangan mereka. Jadi kalo lo mengenal persamaan matematika secara linier, lo tingga tarik garis diantara beberapa data yang lo punya, lalu lo bakal bisa merekonstruksi perkiraan data yang akan terjadi di masa yang akan datang dengan decline rate yang sama, menggunakan persamaan yang sama. Itulah decline curve analysis. Karena hierarkinya produksi minyak akan selalu turun apabila kita tidak melakukan tindakan apapun terhadap sumur atau lapangan minyak tersebut.

Decline rate 65% per tahun, sungguh prestasi yang tak pantas untuk dibanggakan sebagai seorang yang lulus dari jurusan teknik perminyakan.


Jadi kalau dilihat dari performa 2014, orang orang bakal mikir, blog gue sudah saate dilupakan karena gue ga ada lagi passion buat nulis lagi.

Gue mulai nulis di blog ini gegara jadi asisten dosen jaman gue kuliah, saat itu gue mencoba merubah mindset dari anak anak kampus dalam tugas, jadi tugas bener bener fresh, ga ada master nya kayak taun taun sebelumnya, dan saat itu gue berani bilang metode ini berhasil, berhasil bikin gue cacat kena maki maksudnya huehehe
kalo dibikin pareto chart nya saat itu, mungkin lebih banyak orang yang memaki isi blog gue daripada memuji isinya, tapi entah saat itu ngebikin hit viewer blog gue jadi banyak banget.

Tapi kalo ditelaah lebih dalam lagi, gue awalnya nulis sejak tahun 2006 an, jadi sekitar 9 tahun lalu, pas jamannya ngehits buletin board dan blog di friendster.
Namun saat itu lebih banyak sampah daripada nulis pake tujuan kayak sekarang sekarang ini, walau mungkin yang berisi hanya 50% dari isi blog gue.

Beberapa kali ada reader blog gue ini follow twitter gue, add facebook gue, message gue di facebook, nanya nanya tentang teknik perminyakan, nanya nanya tentang skripsi, dan terinspirasi buat masuk ke jurusan yang udah gue ambil.

gue sendiri sebenere bingung, gue nulis jujur hanya semau gue aja, ga pernah gue mencoba membikin draft atau apapun, seolah hanya sebagai luapan, atau kalo bisa dibilang yah diary gue aja, kepengen nulis apa yang ada di pikiran gue.

Gue sebenere ga ada darah sastra yang ngalir di diri gue,bokap gue hanya lulusan FKIP PLB, nyokap Guru agama, dan gue sama sekali ga bisa nyanyi maupun mainin alat musik (gue tau ini ga nyambung).

Awal gue suka tulisan dulu dari baca novel, ga tanggung tanggung, novel pertama yang gue baca termasuk legenda di persastraan di Indonesia, "Dian Yang Tak Kunjung Padam", novel terkenal yang dibuat tahun 1932 karya sastrawan terkemuka Sutan Takdir Alisjahbana, Novel yang terbilang menye karena menceritakan kisah cinta yang tak terpenuhi karena batas yang muncul diantara mereka sehingga mereka berdua, Molek dan Yasin tidak bisa hidup bersama selamanya. Sebuah novel yang sungguh dibutuhkan berkali kali dibaca untuk tau makna dari setiap penulisannya.

Setelah itu baca novel Kuch Kuch Hota hai versi islami, ayat ayat cinta judulnya, sebuah novel percintaan yang dibalut dengan hakikat islami yang isinya mirip mirip dengan kuch kuch hota hai, gue ga nyangka baca ginian, tapi emang menurut opini pribadi gue, nih cerita mirip sama tuh pelem india, cinta segitiga nya doang sih yang mirip. Tapi yah menurut gue tetep aja mirip.

Dari baca dan baca novel saat itu, gue kenal yang namane friendster, akhire mencoba menulis di buletin board di fs itu, dan many people like that shit.

Tapi walaupun gue ga punya turunan darah seni, gue punya sesuatu cerita jaman gue SD, jadi ceritanya, jaman gue kelas 5 SD, gue jadi andalan buat baca puisi, kalo gue udah ada pelajaran Bahasa Indonesia yang membahas nih topic, cuma Muhammad Afif Ikhsani yang boleh maju ke kelas buat bacain itu puisi, entah kenapa, gue sebenere cuma baca biasa aja, tp wali kelas gue saat itu paling demen nyuruh gue maju kedepan buat ngebaca puisi. Laiknya pujangga kelas cere yang jadi casanova di SD, gue pun selalu ngerasa ganteng ketika kudu berdiri didepan kelas dan membaca puisi, belum lagi kesempatan buat diliat gadis kecengan jaman SD yang gue pikir dia senyum senyum karena denger puisi yang gue baca karena seneng, padahal doi senyum kayak temen gue yang lain, karena mereka ngliat gue seolah olah dipermaluin di depan kelas -.-


Anyway, tengkyu for reading my blog, like i said in last 2014, i will keep my promise to always update my blogsite.

Gue ga peduli dengan masa lalu gue yang ga bisa dibandingin sama Sutan Takdir Alisjahbana, atau siapapun yang menyebut dirinya seorang sastrawan, pun gue ga akan pernah menganggap gue adalah seorang seniman atau apapun karena gue sudah bisa nulis satu novel sekalipun.

Gue tetap bakal jadi seperti sekarang, a fulltime reservoir engineer, yang suka nulis, suka ngimpi, dan tetep bercita cita bikin novel.
Huehehehe