Kamis, 04 April 2013

Moi et Dream

A time goes by, I have been 23 years old now, heading through my 24th in the middle of year.

Gw gak pernah sedikitpun bermimpi bisa berdiri sejauh ini, bahkan sejak orang tua gw melahirkan gw, ga ada seorang pun yang pernah memikirkan apa yang bakal terjadi di kehidupan anak pertamanya itu.

Life is just like a kind of stage that are awarded to us to presence our act as ourselves, here we choosed which way that we are going to take and seeing what will happen with the choice that we have been choosed. Although everything has written in God's Hand, we still need to prove and trying to change any condition that would be happened on us.



23 tahun sudah semua itu terjadi, Allah berkali kali menunjukkan hal hal yang misterius sekaligus fantastis buat gw sekeluarga. Entah memang seperti itu yang tertulis di Lauhul Mahfudz, atau memang karena kami (gw sekeluarga) memaksakan diri untuk keluar dari keadaan yang membuat kami melawan apa yang dirasa dimau-Nya.

Dan sering kali, kita terjebak atas mimpi tak tersadar dari apa yang kita ga pernah harapkan. Orang dulu sering bilang, hati hati kalau ngomong, malaikat ada di sekeliling kita dan siap mengamini setiap permintaan kita, sadar ataupun tidak.

Dan entah, semesta berkonspirasi secara menakjubkan mengiyakan setiap partikel suara yang keluar dari mulut mulut busuk setiap umat-Nya yang mungkin hanya berniatan untuk bercanda. Tapi lagi lagi, itulah salah satu tanda-tanda kebesaran-Nya.
Gw bukan orang yang percaya akan adanya "kebetulan", tapi gw percaya dan yakin akan kekuatan "mimpi, harapan, dan cita-cita". Menerobos boundary batas dari zona nyaman dan mencoba mencari tantangan demi keyakinan akan perubahan nasib, membawa gw dan akhirnya orang orang disekitar gw untuk menjadi seorang pribadi yang tertantang dalam menyikapi hidup. Sekali lagi, itu hanya karena alam semesta yang memaksa kami untuk menjadi seorang pribadi yang lebih berani.

Malam ini blm bisa tertidur, masih terlelap dengan beberapa album kenangan di kota kelahiran gw, solo.
Gw masih blm keliatan idiotnya

Sudah mulai keliatan sintingnya

SANGAT SINTING

Mulai belajar waras


Kalo dilihat lihat, mungkin bener kata orang kalo gw itu bandel dari dulunya, a full risk taker, tapi kadang ga ngliat dan ga peduli sama apa yang bakal terjadi kedepannya. Itu segi kelemahan gw, tapi gw yakin pasti ada alasan di setiap langkah yang gw pilih, meski itu konskuensinya bakal terlihat sedikit memuakkan awalnya. Liat aja ketika nyokap mau foto sama dosbingnya, gw nekat foto dibawah dibelakang mereka -___-
Benar benar idiot.

Gw dulu pernah juga ngludahin kepala sekolah nyokap gw, gw ga tau itu salah karena gw masih bocah, gw cuma ngrasa itu challengeful dan keren, gw kena imbasnya dihabisin nyokap -____-


Back to topic, gw sebenere kadang ga ngerti dengan kekuatan omongan yang merupakan sugesti dari apa yang kita pikirkan.

Ingin bukti? saya dan kedua kawan saya dibawah ini sudah membuktikannya -_-"

Tidak banyak yang tau, tapi kami pernah berucap beberapa hal yang bodoh, dan akhirnya benar benar terjadi. Saya akhirnya ke Sumatera, si cewek ke Balikpapan, dan satu makhluk lainnya mengikuti ke Balikpapan.
Entah malaikat mana yang mengamini kami, tapi itulah bukti bahwa Bumi ini tidak tuli mendengarkan setiap celotehan umat-Nya, busuk atau tidak.

Tuhan Maha Berkehendak, dia berkehendak mengubah hal tak bermakna, kelak menjadi sesuatu yang lebih bermakna, entah bermakna untuk siapa dan untuk apa? Biarkan waktu yang akan menjawabnya. Me and my dream.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar