Rabu, 04 Februari 2015

The Happiness Seeker

Men, lo pernah nonton The Pursuit of Happiness?

Ini adalah sebuah film biografi buatan tahun 2006 yang menceritakan kisah hidup Chris Gardner, sorang tuna wisma penjual x-ray yang sungguh berjuang melawan nasib, akhirnya salesman penjual x-ray ini yang berhasil menjadi pialang saham yang kaya raya. Film ini disutradarai oleh Gabriele Muccino. Skenarionya ditulis oleh Steve Conrad berdasarkan memoir berjudul sama yang ditulis oleh Gardner bersama Quincy Troupe. Film ini dirilis tanggal 15 Desember 2007 oleh Columbia Pictures.


Happiness, if we see it through the wikipedia, it means that a mental or emotional state of well-being characterized by positive or pleasant emotions ranging from contentment to intense joy.

Kata yang menurut gue luar biasa sporadis menggambarkan seseorang berhasil atau tidak dalam menjalani hidupnya, menikmati detik demi detik nafasnya, dan mensyukuri apa yang ada di sekitarnya saat itu.

Dalam kisah Chris Gardner, menurut dia Happiness adalah sesuatu yang membuat dia bisa membahagiakan anak laki lakinya dengan tinggal di rumah yang mewah, punya uang, dan menjadi kaya raya. Gue ga ngerti bener atau kaga, tapi itulah opini gue.

Ada sesuatu gejala yang menarik di Indonesia, ada salah seorang walikota yang salah satu visi nya adalah mensejahterakan warganya dengan misi meningkatkan index of happiness warganya. Cara dia menaikkan index of happiness tidak melulu dengan bagi bagi uang, sembako atau cara sampah yang hanya menunjukkan bangsa kita adalah bangsa peminta. Dia mencoba meningkatkan index tersebut dengan menambah bioskop gratis di pinggir jalan, menambah lapangan futsal, dan menghias kotanya sehingga warganya bahagia hidup di kampungnya, walau mungkin warganya itu bingung kudu makan sama apa nantinya karena ga punya duit, yang penting warganya bahagia dulu, baru mikir makan.

Gue ga tau, siapa yang bener disini, apakah Chris Gardner dengan kekayaannya? Atau tuh walikota dengan index yang dia anggap meningkat. Index yang sebenarnya menurut gue semu, sangat objective dan kualitatif, tidak bisa dikuantitaskan seperti kekayaan Chris Gardner. Tapi toh itu berhasil membuat senyum yang sama dengan indahnya senyum Chris.

Happiness menurut gue?
Gue bahagia kalo tiap tanggal 28, bukan cuma gue mungkin, tapi milyaran umat manusia pasti akan bahagia kalo gajian, walo gajiannya cuma mampir bentar karena kudu bayar cicilan, setidaknya setiap tanggal tersebut, ada secercah cahaya untuk nutupin hutang dan cicilan, bahagia, walao sejenak -___-

You only have one life so live it right, do what your heart tells you and go for that one thing in the world that will make you trully happy

Chris Gardner, Bob Sadino, bahkan gue ga pernah menyangka kalau gue suatu saat bakal bisa bahagia, walau endingnya memang bisa bahagia, tapi ketika mereka ada di titik terburuk dalam hidup mereka, mereka yakin kalau mereka bisa hidup bahagia. Karena keyakinan itulah yang membuat mereka masih terus bernafas walo banyak lumpur atau banjir yang nyerang mereka.

Gue sekolah di SMA yang cukup mentereng di kampung gue, gue bersaing dengan mereka mereka yang bahkan sarapan aja masih ngapalin rumus, demi bisa masuk kampus jurusan favorit mereka, dan akhirnya mereka pun bisa mengalahkan gue saat itu. Gue kalah, dan gue masuk di kasta kedua dibanding teman teman gue SMA.

Lo tau ga men, Happiness is made from something which is called grateful, but you know men, grateful is the hardest thing to do in this world.

Lo kira gue gampang liat temen temen gue di facebook posting foto lagi pake jas praktikum di fakultas kedokteran? Lo kira gampang liat temen gue posting pake jas almamater univ negerinya yang keren abis? Lo kira gampang liat gue ga kurus kurus? Semua itu ga gampang men.

Saat itu cuma satu yang gue percaya, every great dreams begins with a dreamer, that's why gue puter haluan kapal ga peduliin semua yang ada di depan gue, gue cuma bermimpi buat bisa ubah nasib gue, gue pengen berupaya ubah garis kebahagiaan gue.

Gue sadar, hakikatnya manusia memang diciptakan mempunyai sifat iri dan dengki, penyakit hati yang utama manusia. Tapi men, itu semua nunjukin lo sendiri yang ngerusak diri lo sendiri, bukan orang lain.

Orang orang di kampung bakal mikir gue adalah orang paling bahagia saat ini, penghasilan diatas rata rata, sering jalan jalan, bla bla bla bla dan itu membuat mereka ada yang muak ngeliat gue, dan sebaliknya mungkin ada yg mendoakan gue.

A trully happiness seeker, yes that's me, gue belum sebahagia apa yang orang orang di kampung gue kira ke gue, tapi setidaknya menit demi menit gue akan selalu mencoba mensyukuri apa yang udah gue dapet sampe detik ini.


Bersyukurlah atas apa yang lo dapet saat ini, jangan pernah lo sekali kali mengutuk apa yang terjadi pada diri lo sekarang karena lo sendiri ga akan pernah tau bakal jadi apa semenit lo kedepan, sejam lo kedepan, seminggu, setahun, bahkan sepuluh tahun kedepan.

Bermimpilah men, mimpi itu murah, dan bermimpi juga bagian dari bahagia, setidaknya dengan bermimpi dan mendoakan agar mimpi lo terkabul, satu part kecil dari kebahagiaan bakal lo dapetin. Lo ga perlu peduliin perkataan orang yang membuat lo sedih, dan kehilangan bahagia lo, karena sesungguhnya cuma lo sendiri yang berhak mengatur diri lo sendiri.

Takut mimpi tak tercapai? Tuhan tidak akan pernah meninggalkan umatnya men, apalagi untuk umatnya yang berjuang dan selalu berupaya mencari kebahagiaan.

Semoga kita selalu bahagia, hey you, the happiness seeker :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar