Kamis, 04 November 2010

Pertamina For Being The New Seven Sister? Impossible is Nothing dude..



Ada yang pernah denger apa itu seven sister? Atau malah ga tau, apa itu seven sister?

hmm.. Bagi rekans semuanya yang mau bekerja di Petroleum Industry, terutama rekans penulis sendiri yang belajar di Petroleum Engineering Department, harusnya mengerti apa itu seven sister? Bagaimana sejarahnya? Dan sekarang siapa saja calon The New Seven sister?

Menurut sejarahnya, The Seven Sister dari Industri Perminyakan dikenalkan pertamakali oleh pengusaha asal Italia, Enrico Mattei.

Enrico merujuk kepada 7 Perusahaan Minyak yang mendominasi Produksi, Pengolahan dan Distribusi Minyak pada pertengahan Abad 20.

Ke-tujuh Perusahaan Minyak tersebut terdiri dari 3 perusahaan Minyak yang merupakan pecahan dari Perusahaan Standard Oil, dan 4 perusahaan Minyak Utama lainnya.

Dengan menguasai produksi, pengolahan dan distribusi minyak mentah, ke-tujuh perusahaan tersebut sangat berhasil meraup untung yang besar ketika terjadinya peningkatan konsumi minyak dunia.

Barulah, ketika dunia Arab mulai mengambil alih kontrol, terutamanya melalui OPEC, maka pada dimulai pada awal 1960 dan akhirnya benar-benar menguasai pada tahun 1970, maka akhirnya pamor Seven Sister pun mulai menurun.

The Seven Sister Oil Company tersebut adalah:

1. Standard Oil of New Jersey (ESSO), yang kemudian merger dengan MOBIL menjadi EXXONMOBIL
2. Royal Ducth Shell
3. British Anglo-Persian Oil Company (APOC), yang kemudian menjadi BP, lalu BP AMOCO, tapi dikenal lebih sebagai BP
4. Standard Oil of New York (SOCONI), ini kemudian menjadi MOBIL, lalu menjadi EXXONMOBIL
5. Standard Oil of California, kemudian menjadi CHEVRON, dan gabung dnegan Texaco menjadi CHEVRONTEXACO.
6. GULF OIL
7. TEXACO

Seiring dengan mergernya beberapa perusahaan tersebut, akhirnya pada tahun 2005 yang tinggal bertahan dari “The Seven Sister” adalah:

1. ExxonMobil
2. Chevron
3. Shell
4. BP




Iya, mereka itulah The Seven Sister in Oil and Gas Industry yang terkenal.

Dan pada tanggal 11 Maret 2007, koran Financial Times menyebutkan bahwa saat ini telah lahir apa yang disebut dengan “The New Seven Sister”, yaitu:

1. SAUDI ARAMCO, SAUDI ARABIA
2. GAZPROM, RUSSIA
3. CNPC, CHINA
4. NIOC, IRAN
5. PDVSA, VENEZUELA
6. PETROBRAS, BRAZIL
7. PETRONAS, MALAYSIA

Amat sangat miris melihat salah satu perusahaan yang ditulis disitu dulunya belajar banyak dari kita, sekarang menjadi salah satu the new seven sisters, benar benar istilah guru kencing berdiri dan murid kencing pun bisa sambil berlari.

Kembali ke topic, Disini saya akan mencoba untuk menulis berdasar kaca mata saya sebagai seorang mahasiswa teknik perminyakan dan sebagai warga bangsa Indonesia.

Pertamina merupakan perusahaan yang besar di Indonesia, dulu sebelum bpmigas berjalan sebagai police government di Oil and Gas, Pertamina adalah raja di Industri Perminyakan di Indonesia, monopoli dimana mana dan banyak kekurangan disana sini.

Saat ini, dengan mengusung tema sebagai "World Class Company", Pertamina berusaha menunjukkan komitmennya untuk dapat bersaing dengan KKKS lain yang ada di Indonesia, mulai mencoba meng akuisisi beberapa lapangan lapangan yang sebelumnya di kuasai oleh KKKS dan mencoba men-develop-nya agar jauh lebih baik.

Pertamina merencanakan mengakuisisi lapangan minyak di beberapa negara seperti Irak, Libya, dan Angola untuk meluaskan jaringannya melalui Pertamina Hulu Energy (PHE), Pertamina juga mengakuisisi beberapa lapangan yang ada di Indonesia seperti PHE ONWJ yang dulunya merupakan lapangan BP ONWJ. Pertamina juga mengakuisisi saham PT Medco Energi Internasional Tbk, lewat pembelian sebagian saham Encore Energy Pte Ltd (EEPL) yang dimiliki oleh Encore International Ltd (EIL), dan masih banyak lagi.

Bahkan, menurut rencana, mengenai penghapusan sistem kontrak JOB, yang itu menurut penulis, juga bisa dijadikan sebagai acuan nantinya, apabila PHE ingin mengambil penuh semua lapangan JOB yang ada di Indonesia, yang kira kira kalau didata ada sekitar 35 an lapangan berstatus JOB.

Ada beberapa anggapan, bahwa tidak bijaksana apabila Pertamina hanya mampu mengakuisisi perusahaan yang sudah ada, kalo ingin menjadi Perusahaan Besar, Pertamina harus berani memulai sesuatu dari nol, harus mencoba berani memulai eksplorasi dari awal lagi. tapi, itu hanya pendapat, tinggal bagaimana kita menyikapinya.

Menurut penulis sendiri, Pertamina melakukan akuisisi tidak sembarang akuisisi, pernah penulis berdisuksi dengan salah satu VP bpmigas, salah satu alasan dari akusisi akuisisi itu, yang mereka kejar bukan hanya lapangannya,
tapi Sumber daya manusianya.
Pertamina butuh banyak penyegaran di sektor SDA, contohnya dalam akuisisi PHE ONWJ, mereka tidak hanya ambil alih lapangan akan tetapi mengambil semua aset beserta employee nya. nantinya, setelah mendapatkan SDA yang handal, baru berani memulai lagi nol seperti yang dibiccarakan, istilahnya, mengasah kampak dulu baru motong pohon.
saya kira itu tujuan utama Pertamina. Kembali lagi ini masalah subjektifitas personal terhadap suatu permasalahan.

Yaah, apabila itu semua berhasil dilakukan, mimpi Pertamina untuk menjadi salah satu World Class Company, bahkan the new seven sister dan mengalahkan perusahaan tetangga rumah bakal tercapai. Amin.


Muhammad Afif Ikhsani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar